• Pasar wisata Muslim dunia diperkirakan bernilai US$220 miliar pada 2020.
  • Peringkat Indonesia naik ke posisi tiga di bawah Malaysia dan Uni Emirat Arab.

 

BATAS.ID~JAKARTA – Jumlah wisatawan Muslim di seluruh dunia pada 2016 mencapai 121 juta orang. Jumlah itu naik dari 117 juta orang pada 2015 atau setara dengan 10% dari keseluruhan sektor perjalanan. Dari 130 negara, negara-negara di Asia tetap menjadi tujuan perjalanan Muslim paling favorit.

Asia memperoleh skor rata-rata dalam Studi Indeks Wisata Muslim Global (Global Muslim Travel Index) Mastercard-CrescentRating 2017sebesar 57,6. Posisi itu diikuti Afrika indeks 47,0; Oceania 43,8; Eropa 39,9; dan Amerika 33,7.

 

 

Meski begitu, negara-negara non-Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga berhasil meningkatkan peringkatnya dalam memikat wisatawan Muslim. Singapura, misalnya, mampu menduduki posisi puncak indeks destinasi utama non-OKI untuk warga Muslim.

Posisi itu kemudian diikuti oleh Thailand, Inggris, Afrika Selatan, dan Hong Kong. Jepang berhasil naik dua peringkat ke posisi keenam, sedangkan Spanyol masuk 10 besar untuk pertama kalinya. Itu berarti, baik negara-negara OKI maupun non-OKI, sama-sama bersaing memperebutkan pasar perjalanan wisata Muslim dunia.

 

Pasar Wisata Muslim Global:

2016 ⇒ US$155 Miliar

2020 ⇒ US$220 Miliar

2026 ⇒ US$300 Miliar

Berdasarkan penelitian Mastercard-Crescentrating, pasar wisata Muslim global telah tumbuh pesat dan akan bernilai US$220 miliar pada 2020. Nilai itu diperkirakan akan bertambah US$80 miliar menjadi US$300 miliar hanya dalam enam tahun kemudian (2026). Padahal, pada 2016 nilainya baru US$155 miliar.

Bagaimana dengan Indonesia? “Indonesia telah menanamkan investasi yang besar terhadap sektor ini dan hal tersebut tercermin pada peningkatan yang dicapai Indonesia dalam peringkat secara keseluruhan selama dua tahun berturut-turut,” ungkap CEO CrescentRating & HalalTrip Fazal Bahardeen di Jakarta, Rabu (3/5).

Dengan pengeluaran senilai US$155 miliar pada 2016, Safdar Khan, Division President Mastercard untuk Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, menambahkan, pasar wisata Muslim tetap menjadi pendorong yang kuat bagi pertumbuhan berkelanjutan pada sektor wisata di seluruh dunia. Sektor itu terus berkembang dengan dorongan utama seperti perubahan demografis dan digitalisasi yang membentuk cara berkembangnya industri tersebut.

“Teknologi, misalnya, senantiasa meningkatkan pengalaman para wisatawan Muslim dalam setiap langkah yang mereka lakukan, mulai dari fase perencanaan hingga fase pengalaman serta fase berbagi,” kata Khan. “Terdapat sebuah peluang yang sangat besar bagi para penyedia layanan untuk berinovasi dan menyesuaikan penawaran mereka untuk memenuhi kebutuhan unik dari segmen ini pada setiap fase di berbagai titik temu atau titik interaksi dengan para pengguna.”**

NRP-BATAS.ID—Intan Wulandari, TechnoBusiness Indonesia Infografis: CressentRating