Kuala Lumpur – Menteri Kesehatan Malaysia Dr S. Subramaniam mengatakan penyakit anjing gila ataurabies di daerah Serian, Sarawak, diduga menular dari anjing liar yang terinfeksi virus tersebut di Kalimantan, Indonesia.


Seperti yang dilansir The Star, Jumat, 7 Juli 2017, menurut Subramaniam, anjing dari Indonesia yang terkena virus rabies, melintas perbatasan negara dan menyebarkannya.

“Kami menduga itu berasal dari Kalimantan karena ada wabah rabies besar di sana. Mereka (Kalimantan) sering mengalami wabah rabies,” katanya dalam jumpa pers setelah rapat kabinet di Kuala Lumpur pada 5 Juli 2017.
Malaysia dinyatakan bebas rabies pada 2012, tapi Subramaniam mengatakan transmisi lintas batas masih terjadi.

“Pada 2015, anjing yang terinfeksi dari Thailand selatan menyeberang dan menyebarkan virus tersebut ke anjing di Perlis. Kasus kemudian terdeteksi di Kedah dan sampai ke Penang.

“Ini menunjukkan bahwa perbatasan kita tidak hanya dilalui manusia tapi juga anjing,” katanya, sembari menambahkan bahwa langkah-langkah telah diambil untuk menahan penyebarannya.

Dalam upaya menangani wabah di Serian, Subramaniam mengatakan 68 korban gigitan anjing di kabupaten tersebut akan dipantau secara ketat.

Dia mengatakan mereka sudah divaksinasi tapi masih akan diawasi karena virus rabies direplikasi secara perlahan, dalam rentang waktu berbulan-bulan.

Subramaniam memberikan kepastian bahwa kementerian tersebut memiliki vaksin yang cukup untuk mereka yang berada di daerah yang terkena dampak, sedangkan Departemen Pelayanan Veteriner akan bertanggung jawab untuk memvaksinasi hewan peliharaan dan anjing liar di sana.

Dia mengatakan hanya ada tiga kasusrabies yang dikonfirmasi di Serian, Malaysia, sejauh mengikuti wabah tersebut. Ini mengakibatkan dua korban jiwa, dengan pasien ketiga dalam kondisi kritis.

TEMPO