BALI – Suasana Masjid Al-Muhajirin di Kampung Islam Kepaon, Denpasar, tampak ramai setelah ibadah salat magrib. Warga Kepaon akan melakukan pawai takbir menjelang hari raya Idul Fitri. Saat takbiran, warga Hindu di sekitar Kampung Islam Kepaon ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Puluhan remaja dari Banjar Dukuh Tangkas, Desa Adat Pemogan memainkan baleganjur sebelum pawai takbir dimulai.


Kepala Dusun Dukuh Tangkas I Wayan Wardana mengatakan partisipasi untuk menampilkan kesenian baleganjur saat takbiran sudah berlangsung sejak dahulu untuk meningkatkan rasa kebersamaan. “Ini bukan soal tertarik  atau tidak, tapi ini warisan yang sudah menjadi tradisi. Walaupun saya Hindu, tapi saya nyaman sekali ikut memeriahkan kegiatan  ini,” katanya, Sabtu, 24 Juni 2017.

Ia menjelaskan hubungan timbal balik di antara warga Hindu yang tinggal di sekitar Kampung Islam Kepaon saling mengisi. Wardana menjelaskan semisal ada kegiatan agama Hindu, warga Kampung Islam Kepaon ikut menampilkan kesenian tari Rodat khas Kepaon. 

Kampung Islam Kepaon di Kecamatan Denpasar Selatan ini berstatus banjar yang berada di kawasan Desa Pemogan. Setiap banjar yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, bergantian setiap tahun saat malam takbiran menampilkan kesenian baleganjur. Tahun ini Banjar Dukuh Tangkas yang berparitispasi untuk malam takbiran.“Ini bagian dari kebhinekaan kami yang saling mengisi. Inilah solidaritas kami dalam pluraisme,” kata Kepala Dusun Kampung Islam Kepaon Muhammad Asmara. Ia menjelaskan bahwa Kampung Islam Kepaon dihuni 854 keluarga.

Saat pawai takbir akan dimulai Raja Puri Pemecutan Anak Agung Ngurah Manik Parasara, yang bergelar Ida Cokorda Pemecutan XI bersilaturahmi menemui warga Kepaon. Setiap tahun menjelang Idul Fitri, Ida Cokorda selalu hadir untuk melepas pawai takbir. Saat menghadiri pawai takbir, Ida Cokorda Pemecutan XI memakai peci, kemeja, dan sarung. 

“Ini bukan soal rutin, tapi semangat harus bertambah setiap tahun. Kita hadir umat Islam dan Hindu di sini diberikan berkat dan restu rahmat Tuhan,” kata Ida Cokorda saat memberikan sambutan untuk warga Kampung Islam Kepaon.

Puri Pemecutan adalah pemegang kekuasaan Kerajaan Badung. Hubungan persaudaraan antara Hindu dan Islam itu telah berjalan selama ratusan tahun. Persaudaraan tersebut bermula saat leluhur Puri Pemecutan, Gusti Ayu Made Rai, dinikahi oleh Pangeran Cakraningrat IV dari Madura, yang beragama Islam. Setelah menikah, Gusti Ayu Made Rai menjadi mualaf, kemudian dikenal dengan nama Raden Ayu Siti Khodijah. Ratusan tahun yang lalu para leluhur Kampung Islam Kepaon adalah prajurit perang Kerajaan Badung. 

“Orang muslim tidak pernah absen dalam perjuangan. Mari mengayomi semuanya Hindu dan Islam yang sudah ratusan tahun akrab mari kita perjuangkan,” tutur Ida Cokorda.

Pawai dimulai dari Masjid Al-Muhajirin ke arah utara mengelilingi kampung. Anak-anak membawa obor sambil mengumandangkan takbir.

|TEMPO.CO